PESANTREN-KU !
Karya: Khomasada
Suara gemuruh rindu menggebu
Seraya terus mengajak bertemu
Apalah daya kondisi yang masih tabu
Lekas membaik bumi ku
Pesantren Subulussalam, pesantren dengan penuh kehangatan dan kekeluargaan, pesantren dengan penuh kenyamanan dan kebahagiaan melimpah, serta pesantren dengan penuh kerinduan mendalam. Namun, melihat kondisi saat ini dengan segala kekhawatiran karena wabah virus COVID 19 yang belum mereda membuat kita semua enggan untuk bertemu dan beradu sapa dengan tatap muka seperti biasa menjadi beban tersendiri. Lalu yang bisa dilakukan hanyalah bercengkerama lewat dunia maya.
Seperti halnya tadi malam, tepat pada tanggal 6 Oktober 2020 pukul 19.30 pembukaan taklim semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 pesantren Subulussalam yang biasa dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan seluruh santri di aula utama pesantren, kini hanya bisa menggunakan media google meet. Meskipun demikian, antusias santri sungguh luar biasa. Taklim semester ganjil ini secara resmi dibuka oleh pengasuh pesantren, yakni Dr. KH. Ahmad Zainal Abidin M, A dan Dr. Hj. Salamah Noorhidayati M, Ag, dengan dihadiri para ustadz dan ustadzah serta seluruh santri baik dari santri baru maupun santri lama yang berjumlah kurang lebih 200 orang.
Dalam sambutan beliau abah Zainal, pesan kepada seluruh santrinya untuk selalu bersikap sederhana dengan senantiasa meninggikan akhlaknya dalam menuntut ilmu karena itu sangat diutamakan. Sebagaimana kalimat “Al-adabu Fauqol ‘Ilmi” yang artinya adab lebih tinggi derajatnya daripada ilmu. Selain itu, beliau juga berpesan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan selama masa pandemi ini.
Mengutamakan atau meninggikan akhlak daripada ilmu, memang sudah menjadi ciri khas dari santri. Dimana santri dikenal dengan kesederhanaannya dan rasa takdhimnya yang tinggi terhadap guru maupun asatid/asatidzahnya. Sebab memang demikianlah yang harus dilakukan dengan kesederhanaan dan rasa takdhim yang baik akan membuat sebuah ilmu akan menjadi berkah.
Berkaitan dengan hal tersebut, di pesantren Subulussalam ketika pandemi covid-19 memutuskan untuk tidak mengizinkan para santri datang ke pesantren. Hal tersebut dibuat sebagai bentuk kasih sayang dari pengasuh yakni Abah Zainal dan Bunda Salamah. Sebagai santri sudah selayaknya untuk mengikuti dan hormat akan setiap keputusan yang sudah ditetapkan.
Namun dengan hal yang demikian itu tidak lantas membuat kegiatan taklim di pesantren Subulussalam ditiadakan. Melainkan pesantren Subulussalam mengikuti tren yang ada. Yakni melakukan taklim secara online dengan memanfaatkan video Conference yaitu google meet. Senada dengan yang disampaikan Abah Zainal untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dengan taklim online semacam ini tentu rasa ketakdhiman dalam proses menimba ilmu-ilmu keagamaan di Pesantren tidak akan berubah secara substansinya. Semua akan tetap sama namun yang membedakan hanyalah tempat dan suasananya. Dengan hal yang demikian ini sebenarnya kami rindu bertatap muka, bertegur sapa, menggores tinta bersama teman dengan penuh canda tawa secara nyata. Lekas membaik bumiku, jangan buat kami semakin menumpuk celengan rindu.
Semoga Bermanfaat
Komentar Terbaru