SEKILAS INFO
  • 4 tahun yang lalu / Selamat datang di website Pesantren Subulussalam Tulungagung
WAKTU :

Makna Guru dalam Kehidupan

Terbit 5 Oktober 2020 | Oleh : redaksi | Kategori : Artikel
Makna Guru dalam Kehidupan

Karya : Khofifah Khoirunnisak

Kehidupan manusia begitu kompleks, didalamnya terdapat banyak hal baik maupun buruk yang senantiasa menghiasi perjalanan hidupnya. Manusia pasti pernah melewati fese ketidaktahuan akan sesuatu yang mungkin akan membawanya pada sebuah masalah atau keraguan bahkan dilema. Dalam perjalanan kehidupan itulah manusia memerlukan petunjuk dan pengetahuan untuk bisa menyelesaikan masalahnya dan untuk mengetahui suatu makna dalam hidupnya.

Manusia akan menemukan dan berjumpa dengan seseorang yang siap memberitahu serta membimbingnya untuk mengetahui segala hal yang ada dalam kehidupan ini. Ia akan mendapatkan kenyamanan berfikir dan pelajaran berharga dalam menjalani kehidupan dari seseorang tersebut. Sosok mulia itu seringkali disebut dengan Guru. Guru dianggap sebagai seseorang yang sangat luar biasa dan banyak berjasa bagi kehidupan manusia, atas jasanyalah manusia dapat merubah hidupnya dengan pengetahuan dan pelajaran yang diberikan oleh guru. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan guru? Siapakah guru itu? Mengapa guru dikatakan sebagai sosok yang mulia? Mari kita bahas semua pertanyaan tersebut dalam ulasan berikut ini.

Dilansir dari Wikipedia encyclopedia, kata “Guru” berasal dari bahasa sansekerta yang secara etimologi berasal dari dua suku kata, yaitu Gu yang artinya darkness (gelap) dan Ru artinya light (terang). Kata “Guru” tersebut tersusun dari dua suku kata yang bermakna berlawanan, yaitu gelap dan terang. Dimana gelap berarti kemuraman (kebodohan) sedangkan terang berarti keceriaan (kemahardikaan). Secara harfiah guru adalah orang yang menunjukkan cahaya terang atau pengetahuan dan memusnahkan kegelapan atau kebodohan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, guru merupakan seseorang yang memberikan pengetahuannya (ilmu) dengan tujuan untuk memberantas kebodohan, layaknya lilin yang hadir ditengah kegelapan untuk menerangi.

Secara alamiah manusia pada mulanya adalah “gu” yaitu tidak berpengetahuan atau gelap. Dalam posisi ini sering disebut masih belum memiliki arah atau orientasi. Setelah menjalani pendidikan ia akan menjadi “ru” yang bermakna terang dan bercahaya karena disinari oleh pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan akan mencerahkan pikiran seseorang dalam menjalani kehidupannya. Guru merupakan seorang pendidik dan pengajar yang memiliki tugas utama yaitu mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian, guru harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, termasuk tentang metode, teknik serta strategi dalam mengajar peserta didiknya.

Dalam bahasa jawa, “Guru” bermakna digugu lan ditiru. Artinya, sosok guru merupakan seorang yang menjadi panutan dan contoh teladan untuk bisa ditiru keilmuan dan perilakunya. Sebagai seorang pendidik guru harus memiliki kepribadian yang baik, agar bisa mengajarkan karakter yang baik dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. Guru diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam materi pelajaran, dengan dibarengi teladan yang baik. Peran guru menjadi penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas, oleh karena itu guru perlu mempersiapkan diri dengan baik dan mampu menjaga akhlak serta mengaplikasikan ilmu pengetahuannya pada perilaku.

Guru adalah figur seorang pemimpin, dia juga sebagai sosok arsitek yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik, dengan cara membantu anak didik mengubah perilakunya sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan (Poerwati dkk, 2002: 7). Guru mempunyai kewajiban untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Mengutip dari K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi beliau berkata, Setiap pendidik adalah pemimpin tetapi tidak setiap pemimpin adalah pendidik. Pemimpin yang baik adalah yang mempunyai kepribadian pendidik. Sejalan dengan hal tersebut, berarti guru telah mengemban tugas yang begitu mulia dan memiliki tanggung jawab begitu besar untuk menghantarkan peserta didiknya pada kebermanfaatan.

Guru merupakan manusia yang berjiwa besar, guru mendapat amanah yang begitu banyak dan mampu ia lakukan sekaligus, diantaranya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Selain mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya, guru juga memberikan semangat dan membimbing para peserta didiknya menuju kebahagiaan dunia-akhirat.

Imam Ghazali pernah menjelaskan, “Makhluk di atas bumi yang paling utama adalah manusia, bagian manusia yang paling utama adalah hatinya. Seorang guru sibuk menyempurnakan, memperbaiki, membersihkan dan mengarahkannya agar dekat kepada Allah azza wajalla. Maka mengajarkan ilmu merupakan ibadah dan merupakan pemenuhan tugas dengan khalifah Allah. Bahkan merupakan tugas kekhalifahan Allah yang paling utama. Sebab Allah telah membukakan untuk hati seorang alim suatu pengetahuan, sifat-Nya yang paling istimewa. Ia bagaikan gudang bagi benda-benda yang paling berharga. Kemudian ia diberi izin untuk memberikan kepada orang yang membutuhkan. Maka derajat mana yang lebih tinggi dari seorang hamba yang menjadi perantara antara Tuhan dengan makhluk-Nya dalam mendekatkan mereka kepada Allah dan menggiring mereka menuju surga tempat peristirahatan abadi (Sulaiman, 1990: 41-42).

Oleh karena itu guru memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, hal itu akan tampak bilamana guru mengamalkan dan mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Guru laksana matahari yang menyinari bumi, ia bekerja tanpa pamrih dan tidak mengharap balasan atas jasa yang telah ia berikan. Semoga guru-guru kita senantiasa mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. amin

SebelumnyaBulan Muharram Bulan yang Penuh Kemuliaan SesudahnyaPESANTREN-KU !

Berita Lainnya

0 Komentar