Bulan Muharram Bulan yang Penuh Kemuliaan
Oleh : Asifa Rohmatu Rosida
Tahun Baru Muharram. Pastinya kita tidak asing dengan bulan mulia satu ini, bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Bulan Muharram mengawali tahun baru dalam kalender Islam. Bulan Muharram adalah bulan yang mulia derajatnya. Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini.
Kata Muharram artinya “dilarang”. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengkatan lainnya. Kemudian ketika Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan, sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak perang.
Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat dibulan ini dosanya dilipatgandakan pula. Salah satu peristiwa pada bulan ini seperti pada tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah SAW menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas Pertolongan Allah. masyarakat jahiliah sebelumnya juga berpuasa. puasa 10 Muharram tadinya hukumnya wajib kemudian berubah menjadi sunah setelah turun kewajiban puasa Ramadhan.
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram dan sebaik-baiknya ibadah setelah ibadah wajib adalah salat malam.”.(HR.Muslim)
Secara umum puasa muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan: pertama, berpuasa 3 hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharam. Kedua, berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal 9 dan 10 atau 10 dan 11. Ketiga, puasa pada tanggal 10 saja, hal ini karena ketika Rasulullah memerintahkan untuk puasa pada hari Asyura para sahabat berkata itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani, Beliau bersabda “Jika datang tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa hari ke-9 akan tetapi beliau meninggal pada tahun tersebut” (HR.Muslim)
Selain berpuasa umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharam. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadits, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu baik untuk dilakukan. Demikian juga sebagian umat Islam menjadikan bulan Muharram sebagai bulan anak yatim. Meskipun sebenarnya menyantuni dan memelihara anak yatim adalah sesuatu yang sangat mulia dan dapat dilakukan kapan saja. dan tidak ada landasan yang kuat mengaitkan menyayangi dan menyantuni anak yatim hanya pada bulan Muharram.
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam oleh karena itu salah satu momentum umat Islam, yaitu menjadikan pergantian tahun baru Islam sebagai sarana umat Islam untuk Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dan rencana ke depan yang lebih baik lagi. Momentum perubahan dan perbaikan menuju kebangkitan Islam sesuai dengan jiwa hijrah Rasulullah SAW dan sahabatnya dari Mekah dan Madinah. Bulan Muharram merupakan bulan menuju perbaikan diri, maka sudah sepantasnya kita menjadi pribadi yang lebih baik setiap tahunnya. Mengingat dengan adanya wabah yang sedang melanda bumi kita. Kita doakan agar bumi kita lekas membaik dengan berdoa dibulan penuh kemuliaan ini. Semoga Allah mendengar doa-doa hambanya. Aamiin….
Salamah Noorhidayati, Kamis, 20 Agu 2020
كل عام وانتم بخير