“ Menghormati (Mengagungkan) Guru”
Oleh : Fiki Umziatul Mustafidah
Istilah Guru mungkin sudah tidak asing lagi di telinga orang yang sedang mencari ilmu. Guru ialah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing melatih, memberikan penilaian serta melakukan evaluasi kepada peserta didiknya. Selain itu juga guru dapat diartikan sebagai orang tua kedua setelah ayah dan ibu. Peran guru sangat penting dalam berjalannya sebuah pendidikan dalam suatu lembaga, karena tanpanya, sekolah akan sulit mencapai tujuan yang sesuai dengan harapan.
Pendidik tidak harus dilihat seberapa ia pintar dalam memberikan atau mengajarkan sebuah ilmu, akan tetapi meskipun ia hanya mampu memberikan atau mengajarkan satu huruf saja beliau dikatakan seorang guru juga. Karena satu huruf itupun akan bermanfaat jika kita mengamalkannya dengan baik. Beda dengan peserta didik yang sudah belajar ilmu banyak, tetapi tidak diamalkan, maka semuanya tidak akan ada manfaatnya. Satu huruf sangat berharga bagi seorang pencari ilmu.
Dalam penjelasan diatas bukan berarti guru berbuat semena-mena kepada peserta didiknya, Tetapi sebagai pendidik yang baik harus bisa memberikan contoh atau tauladan yang baik kepada peserta didiknya. Begitu juga peserta didiknya, harus mampu menghormati pendidik dengan baik, sebagaimana yang telah kita lakukan kepada orang tua di rumah. Adapun yang dimaksud menghormati guru yaitu jangan berjalan di depannya, jangan duduk ditempatnya, jangan memulai mengajak bicara kecuali atas perkenaan darinya, jangan berbicara macam-macam tentangnya, dan jangan menanyakan hal-hal yang membosankan, dan lain sebagainya. Pada intinya adalah melakukan hal-hal yang baik yang membuatnya (guru) rela, menjauhkan amarahnya dan menjunjung tinggi perintahnya yang tidak bertentangan dengan agama islam. Selain menghormati guru juga harus menghormati puteranya dan semua orang yang bersangkut paut dengannya (guru). Dalam suatu riwayat menghormati guru diartikan, Ali ra berkata :
“Sayalah menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf.
Terserah padanya, saya mau dijual, dimerdekakan ataupun tetap menjadi hambanya.”
Seorang pencari ilmu tidak akan menemui keberhasilan jika ia masih bersikap tidak baik kepada pendidiknya. Karena jika kita selalu berbuat salah sehingga guru tidak ridho, semuanya akan sia-sia, berkah ilmunya akan tertutup dan hanya sedikit kemanfaatannya . Keberhasilan seorang peserta didik tergantung keridhaan seorang guru. Seperti dalam suatu hikayat berbunyi sebagai berikut :
Sungguh, dokter dan guru
Tak akan memberi nasehat, bila tak dihormati
Terimalah penyakitmu, bila kau acuh doktermu
Dan Terimalah bodohmu, bila kau tentang sang guru
Dan ada pula dikatakan :
Dapatnya orang mencapai sesuatu hanya karena
mengagungkan sesuatu itu, dan gagalnya pula karena
tidak mau mengagungkannya.
Komentar Terbaru