SEKILAS INFO
  • 4 tahun yang lalu / Selamat datang di website Pesantren Subulussalam Tulungagung
WAKTU :

Membangun Iman dan Imun Santri di Masa Pandemi

Terbit 5 November 2020 | Oleh : redaksi | Kategori : Artikel
Membangun Iman dan Imun Santri di Masa Pandemi

Karya: Khalida Kirana

(Juara 1 Lomba Artikel Peringatan HSN & Maulid Nabi Muhammad SAW)

Saat ini dunia telah dihebohkan dengan kemunculan coronavirus disease -2019 atau lebih dikenal dengan covid -19. Berbagai penjuru di dunia telah terpapar virus ini. Tak terkecuali dengan negara kita, Indonesia. Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 terkonfirmasi hingga bulan Oktober ini pasien terpapar virus covid-19 telah mencapai 385,980 jiwa. Dalam data statistik tersebut juga menunjukkan peningkatan jumlah pasien terpapar virus covid-19 semakin bertambah dari hari ke hari.

Dampak pandemi covid-19 telah  merambah di berbagai lini kehidupan. Mulai dari masyarakat biasa, pelajar, pejabat pemerintah hingga pada lini santri di pondok pesantren. Dengan munculnya wabah covid-19 ini yang tak kunjung usai perlu adanya penyikapan yang cukup serius untuk menghadapi wabah ini. Tentu sangat sulit bukan? Oleh karena itu perlu adanya sinergitas antara pengasuh, ustadz ataupun ustadzah serta santri pondok pesantren dalam menciptkan iklim yang baik untuk lingkungan pondok pesantren.  

Wabah covid-19 memang menjadi masalah yang sangat krusial. Berbagai bidang kehidupan telah terdampak akibat wabah tersebut. Mulai dari ekonomi, sosial, pariwisata, sampai pada bidang pendidikan. Di pendidikan inilah problematika muncul mulai dari pembelajaran daring, pemulangan mahasiswa sampai dengan pemulangan santri  ke daerah asal. Problematika tersebut lambat laun menghasilkan sejumlah kebijakan dari pemerintah.  Hal tersebut juga berdampak pada kebijakan yang diterapkan di pondok pesantren.

Kebijakan dari pengasuh pondok pesantren diharapkan dapat memberikan jawaban untuk mengatasi masalah tersebut. Kebanyakan santri berasal dari berbagai daerah serta jumlah santri yang banyak dapat memicu penyebaran covid-19. Salah satu kebijakan yang dibuat oleh pengasuh pondok pesantren yaitu santri yang kembali ke kawasan pondok pesantren harus mengikuti protokol kesehatan dan melakukan  rapid test. Setiap pondok pesantren juga menerapkan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak di lingkungan masing-masing, dan sering berwudhu. Kebijakan tersebut sebagai tindakan upaya preventif untuk mencegah penyebaran virus covid-19.

Mungkin sebagian kita belum mengenal istilah resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk bisa beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit sebagai upaya untuk tetap tangguh bertahan menghadapi situasi yang sulit seperti saat ini. Nah, dengan adanya resiliensi ini khususnya dari pengasuh ataupun dari ustadz/ustadzah  akan memotivasi santri untuk meningkatkan imun serta iman dalam setiap aktivitasnya. Komposisi antara iman dan imun ini haruslah seimbang. Seorang santri tak hanya berikhtiar kepada Allah SWT. agar terhindar dari wabah ini. Namun juga berikhtiar untuk tetap sehat akan jasmani serta rohani dalam diri setiap santri. Kuatnya sinergitas tersebut akan mampu mencipatakan santri yang tangguh dalam menghadapi covid-19.

Dalam setiap kejadian pastilah kita dapatkan dampak positif maupun dampak negatif seperti halnya wabah covid-19 ini khususnya dalam ranah pondok pesantren. Pentingnya membangun kesadaran dalam setiap santri untuk lebih memerhatikan kesehatan dan kebersihan menjadi salah satu dampak dari wabah pandemi covid-19 ini. Santri yang dulunya kurang memerhatikan kebersihan dirinya, sekarang lebih semangatuntuk bersih-bersih. Santri yang kurang memperhatikan pola makan, sekarang lebih memperhatikan pola makan. Santri yang kurang ibadahnya, sekarang menjadi lebih rajin untuk mendekatkan diri agar diberi perlindungan terhindar dari penyakit  covid-19.

Santri sebagai generasi penerus ekstafet pembangunan bangsa tentunya harus mampu menjadi pioner bangsa. Banyak keistimewaan yang dimiliki oleh santri. Tidak hanya belajar ilmu agama santri juga mempelajari ilmu umum. Santri sebagai generasi yang tangguh haruslah mampu bertahan dalam kondisi apapun. Generasi yang bukan hanya cakap dan lihai membaca kitab kuning namun juga aktif dalam memberikan kebermanfaatan di berbagai bidang kehidupan.

SebelumnyaHari Santri Nasional 2020 SesudahnyaSunnah Nabi Menjadi Contoh Bersikap Baik, Bukan Sekedar Ucapan

Berita Lainnya

0 Komentar