Bentuk Syukur atas Ilmu
Oleh : Nur Usifa Firdaus
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Q.S Al-Baqarah [2] : 152
Hendaknya para pelajar mensyukuri nikmat atas ilmu yang didapat dengan mengucapkan Alhamdulillah, mengamalkannya dan tidak membuang-buang waktu dengan sia-sia. Dalam kitab ta’lim muta’alim disebutkan bentuk dari rasa syukur seorang pelajar ialah menyatakan dengan lisan, hati, badan dan hartanya. Mengetahui bahwa kefahaman ilmu, taufik dan hidayah semua datang dari Allah swt.
Didalam sebuah hadis Rasulullah juga bersabda :” Barang siapa yang mengetahui dirinya sendiri, maka ia mengetahui Tuhannya”. Artinya bahwa siapa yang mengenali kelemahannya maka dia akan mengenali bahwa hanya Allah saja yang berkuasa atas segala hal. Kemudian yang sedemikian itu diharapkan seorang pelajar tidak boleh hanya mengandalkan akal dan pikirannya sendiri dalam memahami sebuah kebenaran, melainkan dengan bersandar kepada Allah sahaja bertwakal padaNya. Dan barangsiapa yang bertawakal pada Allah maka Allah akan mencukupinya dan memverikan jalan yang lurus.
Sadar akan pentingnya ilmu bagi kehidupan tentu orang akan selalu belajar dengan sungguh-sungguh dan selain itu juga menyadari bahwa ilmu adalah sebuah hal yang akan mengantarkan kita memperoleh derajat disisi Allah swt karena diwajibkannya muslim dan muslimah oleh Allah untuk mencari ilmu. Allah akan memberikan kemuliaan pada orang-orang yang berilmu sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah QS. Al-Mujadilah ayat 11. ” Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
Berprinsiplah bahwa hari ini adalah harimu maka kamu akan berbuat sebaik mungkin dan menganggap bahwa hari ini adalah hari terakhir maka tidak akan menyia-nyiakan waktumu. Orang yang hidup tanpa ilmu bagai mati sebelum ia dikuburkan dan orang yang berilmu meskipun ia mati tapi ia tetap dianggap hidup karena ilmunya tetap harum dan mengharumkan nama orang tersebut. Teruslah belajar dan belajar sejak dini dan sampai ke liang lahat karena hakikatnya ilmu itu akan menyelamatkanmu dari kebodohan dan membuat hidupmu menjadi mudah, bukan hari ini mungkin hari esok ilmu akan memberikan manfaatnya setelah kamu berada dimasyarakat. Begitu nikmatnya ilmu sehingga kalian tidak akan pernah menyesal dikemudian hari karena ilmu yang kau dapat hendaknya itu akan mempertebal keimananmu terhadap Allah swt.
Pelajar juga hendaknya kapanpun dan dimanapun ia berada tetap berangan-angan untuk selalu belajar. Membuat forum untuk mengkaji dan mendiskusikan ilmu dan berusaha untuk selalu menggali ilmu-ilmu yang lain karena antara satu ilmu dan ilmu lainnya akan saling berhubungan dan berkesinambungan dan hendaknya tidak terpaut hanya kepada ilmu yang sebelumnya ia dapat saja melainkan terus di evaluasi karena ipmu selalu berkembang dari waktu ke waktu dan dari tempat satu ke tempat lainnya pasti akan berbeda-beda begitu juga menurut pandangan orang-orang yang berbeda latar belakang. Fahamilah dan mengertilah karena orang yang banyak ilmu wawasannya akan berpotensi kecil untuk menyalahkan orang lain atau mengingkari sesuatu, artinya dengan ilmu kamu akan mengetahui banyak hal dan tidak mudah untuk menyesatkan orang apalagi mengkafir-kafirkan orang.
“Ilmu itu amal”, kata-kata tersebut amat penting difahami oleh para pelajar. Ilmu tanpa amal itu bagai pohon yang tak berbuah, maka sia-sia saja. Sedikit mengutip perkataan dari Imam Ghazali ” ilmu tanpa amal adalah kegilaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan”, walaupun para pelajar mendapatkan ilmu sedikit demi sedikit hendaknya dibarengi dengan sebuah amal dan di implementasikan pada kehidupannya sehari-hari maka yang dari itu lebih baik dari pada yang memperoleh banyak ilmu tapi tak pernah ia amalkan. Bagaikan pohon pisang bila ia belum menghasilkan buah dalam tumbuhnya dan hidupnya meski ia ditebas batangnya maka ia akan tetap tumbuh memunculkan tunas baru untuk hidup lagi dan memberikan manfaatnya. Ia tidak akan tumbang sebelum ia memberi manfaat dalam hidupnya. Begitu jiga seharusnya manusia untuk mempelajari sebuah pelajaran dan hikmah dari sebuah pohon pisang tersebut. Sebelum ia pergi meninggalkan dunia maka perbanyaklah karya dan kemanfaatnan bagi banyak orang. Ilmu yang didapat hendaknya dapat menuntun kita kepada amal-amal yang baik dan menghantarkan kita kepada Ridho Allah swt.
Berilmu dan berwawasan luas janganlah membuat diri menjadi takabur, seperti kata pepatah “Padi semakin berisi maka semakin merunduk” begitupun manusia semakin banyak ilmu dan wawasannya jangan dijadikan alasan untuk menjadi sombong sebab diatas langit masih ada langit dan sehebat serta secerdas apapaun dirimu semuanya atas kehendak Allah sahaja kamu hanya diberi sedikit saja dari bagian ilmu yang dimiliki Allah swt. Ibarat jarum yang kau sentuhkan kepada lautan maka setitik air tersebut adalah ilmu yang kau dapat maka tidak lebih dari keluasan ilmu Allah yang seperti lautan itu. Allah maha mengetahui dan maha luas ilmunya.
Wallahu a’lam bishowab. .
Komentar Terbaru