3 WATAK yang Dicintai dan Dimurkai Allah
Penulis: Salamah Noorhidayati
(Pengasuh Pesantren Subulussalam Tulungagung)
3 Watak yang dicintai Allah, yaitu: Orang yang Kaya, Santun, dan Menahan Diri dari Meminta-minta.
Tiga Watak yang dibenci Allah, yaitu: Berkata Kotor, yang Keji, dan Meminta-minta dengan memaksa (HR. Al Bazzar)
“esenha”
SYARAH IJMALI
Ada 3 watak yang melekat pada diri seseorang, yang membuat orang tersebut dicintai Allah. Salah satunya yakni orang yang kaya. Kaya disini mempunyai 2 makna, material dan immaterial. Makna pertama berarti, orang yang mempunyai harta kekayaan yang banyak dengan standart yang lebih jelas. Sementara yang kedua yakni kaya hati, yang tidak bisa dengan mudah diukur.
Yang dimaksud “kaya” dalam hadis ini bisa dijelaskan dengan kedua makna sekaligus.
Kaya, secara material, bisa menjadikan seseorang dicintai Allah ketika memang digunakan untuk menunjang ibadah dan amal kebajikan. Sebagaimana diketahui, banyak sekali ajaran Islam yang secara tidak langsung memotivasi bahkan menganjurkan umatnya untuk menjadi kaya (materi). Orang bisa melaksanakan Ibadah haji, zakat, infaq, dan sadaqah bahkan jihad fi sabilillah jika didukung dengan kepemilikan harta yang cukup.
Namun demikian, memang kekayaan materi tidak menjamin seseorang menjadi baik dan dermawan. Banyak orang yang secara materi berkecukupan bahkan berlebihan, namun tidak dibarengi dengan sifat yang luhur seperti suka berderma dan berinfaq. Bahkan tidak sedikit orang yang secara materi termasuk sederhana bahkan bisa kekurangan tapi ternyata memiliki sifat derma yang tinggi.
Di sinilah makna Kaya yang hakiki, sebagaimana yang ditunjuk oleh hadis Nabi saw: “Sesungguhnya, kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati dan kemiskinan yang hakiki adalah kemiskinan hati ( HR. Ibn hibban).
“Yang disebut kaya bukanlah karena banyaknya harta, tetapi kaya sebenarnya adalah kaya hati ( HR. Bukhari). Dalam hadis lain, Nabi bersabda: “ Kekayaan itu di hati, dan kefakiran juga di hati, bagi siapapun yang hatinya kaya, maka ia tidak peduli dengan apa yang ia terima dari dunia. Dan bagi siapa yang miskin hatinya, makai ia tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ia terima meskipun diberi banyak, sesungguhnya yang membahayakan jiwa manusia adalah kekikiran diri ( HR. At-Thabrani). Orang yang kaya hati inilah yang disebut dengan qana’ah.
Wallahu A’lam
Komentar Terbaru