SEKILAS INFO
  • 4 tahun yang lalu / Selamat datang di website Pesantren Subulussalam Tulungagung
WAKTU :

Perjuangan dan Pengorbanan Menuntut Ilmu

Terbit 24 Juli 2021 | Oleh : redaksi | Kategori : Artikel
Perjuangan dan Pengorbanan Menuntut Ilmu

Oleh: Ummi Ulfatus Syahriyah

Menuntut ilmu itu diwajibkan, sebagai perantara untuk mengurangi ke’tidaktahu’an. Seseorang yang menghendaki ketercapaian suatu ilmu dengan sempurna, maka ia harus bersungguh-sungguh dalam meraihnya. Barangsiapa bersungguh-sungguh maka ia akan menemukan (jalan/hasilnya), sebagaimana bunyi mahfudzot, ”Man jadda wajada.” Dan kuncinya kesungguhan dalam menuntut ilmu ini berada pada tiga elemen, antara murid, guru, dan keluarga. Jika menghendaki kualitas pendidikan yang bermutu, maka bisa tercapai apabila terdapat sinergi antara tiga elemn tersebut.

Allah telah menjanjikan petunjuk bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Dalam firman-Nya:

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Q.S Al Ankabut ayat 69)

Sejalan dengan ayat tersebut, Syekh Sadiduddin menyatakan bahwa kesungguhan itu mendekatkan sesuatu yang jauh dan membukakan pintu yang tertutup. Ibarat ilmu, jika seorang itu masih awam akan sesuatu. Lalu ia memiliki himmah untuk mencapainya, sesulit apa pun tantangannya. Maka Allah Swt, akan tetap memberikan petunjuk. Karena Allah memberikan ujian dan rintangan kepada seseorang sesuai dengan kadar kemampuannya. Jadi, selalu ada solusi di setiap kesulitan. Inna ma’al ‘usri yusro. 

Jangan memupuk diri dan mencetak mental orang yang naif, sebenarnya mampu untuk melakukan suatu hal namun tidak mau berusaha secara optimal. Mencari harta pun membutuhkan kesungguhan untuk akhirnya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menjadi ahli fiqih harus mengkaji dan mempelajari ilmu fiqih dengan dalam dan mendetail. Artinya, ketika seseorang menginginkan untuk menjadi orang yang sukses namun ia hanya diam dan tak berusaha, kosong. Tiada isinya.

سنن الترمذي ٢٥٧١: حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ الْعَتَكِيُّ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ الرَّازِيِّ عَنْ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَرَوَاهُ بَعْضُهُمْ فَلَمْ يَرْفَعْهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.” 

Perlu kita ketahui bahwasanya orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu memiliki banyak keutamaan, di antaranya ia dicatat sebagai orang yang berjalan di jalan Allah (Sabilillah). Bukti kalau kita bersungguh-sungguh dalam belajar adala kita berani berkorban. Mengorbankan waktu dan tenaga demi memperoleh ilmu. Imam Abu Thoyyib memberikan deret syair  sebagaimana yang tertuliskan dalam kitab fenomenal Syekh Az-Zarnuji:

بِقَدرِ الكَدّ تُكتَسبُ المعالي # فمَن طَلَبَ العُلا سَهِر اللَّيَالِي

تَرُومُ العِزَّ ثُمّ تَنَامُ لَيلاً # يَغُوصُ البَحرَ مَن طَلَبَ اللا لِي

عُلُوّ الكَعبِ بِالهِمَم العَوَالى # وَعِزُّ المَرءِ ِفي سَهَر الّليَالِي

Artinya: “Kemuliaan itu akan tercapai sesuai dengan kadar kesusah payahannya. Barangsiapa yang ingin mencari kemuliaan, maka ia harus meninggalkan tidur malam. Engkau menginginkan kedudukan tinggi namun engkau dengan (santai dan enaknya) tidur pada malam hari. Padahal orang yang mencari permata pun harus menyelam ke dalam lautan. Derajat yang luhur itu diiringi dengan cita-cita yang luhur pula. Dan orang yang memperoleh kedudukan tinggi itu, disebabkan ia terjaga di waktu malam.”

Tiada capaian apa pun tanpa pengorbanan. Karena perjuangan itu menuntut pengorbanan. Seorang jurnalis dan penulis kebangsaan Kanada, Malcom Gladwel, dalam bukunya yang berjudul “Think and The Tipping Point.” Mengatakan bahwa seseorang yang ingin menjadi ahli dalam satu bidang, maka ia harus bekerja dan memiliki minimal 10.000 jam terbang.

Artinya ia harus memiliki kesungguhan, mengorbankan waktu dan tenaga untuk mencapai apa yang diinginkan. Seorang murid yang menginginkan kepahaman ilmu dan pengetahuan. Maka ia harus berkorban, merelakan waktu tidurnya untuk menelaah dan muthola’ah ilmu. Karena tiada kesuksesan tanpa adanya pengorbanan dan perjuangan.

SebelumnyaAdab Terhadap Guru SesudahnyaAdab Mencari Ilmu

Berita Lainnya

0 Komentar