Hafal 1000 kosa kata bahasa Arab dalam satu hari (apakah hoax ?)
Hafal 1000 kosa kata bahasa Arab dalam satu hari (apakah hoax ?)
Oleh : Ahmad Saddad (Santri Pesantren Subulussalam)
Apa respon teman-teman sekalian ketika ustadz, dosen atau kyai mewajibkan temen-temen hafal 1000 kosa kata dalam sehari dengan ancaman yang menakutkan (misalnya kalau tidak hafal maka diungsikan ke luar angkasa hhh)?. Mungkin sebagian besar ada yang bergumam, mana mungkin saya bisa melakukannya, masalahnya setiap kali saya menghafal 10 kosa kata di hari ini, biasanya 20 kosa kata yang telah dihafal sebelumnya justru hilang dari ingatan. “Perintah pak ustadz sungguh nggak logis” sambil terus menggerutu. Bahkan mungkin ada yang nyeletuk “nama kitab kutub al-tis’ah aja dari dulu sampai sekarang nggak hafal-hafal“.
Setelah membaca buku 7 Keajaiban rejeki, 10 Jurus terlarang dan beberapa buku karya Ippo Santosa maka saya menyimpulkan bahwa menghafal itu ada tekniknya, saya menjadi semakin yakin setelah membaca buku karya Pendiri Pondok La Raiba, Cara Belajar Cepat Abad 21 Metode Hanifida, Brain Based Learning, Model Kontruktivisme. Buku tersebut memaparkan ragam metode nyentrik yang bisa digunakan untuk menghafal, dengan kata lain, buku tersebut menawarkan cara menghafal semudah tersenyum.
Metode cerita yang diracik dengan visualisasi merupakan pilihan terbaik saya saat menghafal sesuatu, sebagai contoh saya pernah coba-coba menghafal nama sembilan kitab sumber hadis(kutub al-tis’ah) dengan kata kunci (meminjam istilahnya Toshihiko Izutsu) “bu Mus mati daah danamu” visualisasi dari cerita tersebut adalah membayangkan sosok bu Mus yang dana investasinya hangus sia-sia. Uraian dari kata kunci tersebut adalah bu (bukhari) mus (muslim) ma (ibnu majah) ti (tirmidzi) da (Darimi) ah (ahmad bin hanbal) da (Abu Daud) na (nasa’i) mu (muwatto’ imam Malik).
Apakah temen-temen sudah tidak lupa lagi kalau ditanya sembilan nama kitab hadis , tentunya setelah membaca kata kunci di atas? Bagaimana jika temen-temen diperintah untuk menyebutkan sim-isim ma’rifat?. Gampang, ingat saja “Ada mie”. A (al) d (dhomir), a(alam), m(mausul), i (isyaroh) e (mudaf ile ma’rifeh…hhhh).
Bagaimana cara menghafal marfu’at al-Asma’? Mansubat al-Asma’?. Untuk yang marfu’at al-Asma’ ingat ini ya “File pak Naib berisi misi anak yang tanya kabarmu dan kabarnya pak taubat”. Maksudnya gini file (fa’il), pak naib (naibul fa’il), misi anak (isim kana), kabarmu (mubtada dan khabar mubtada’), kabarnya (khobar inna), taubat (tawabi’ lil marfu’: na’at, atof, taukid, badal). Sementara untuk yang mansubat al-Asma’ ingat ini ya “kabarkan ya, si mila anakanya bu mus itu sekarang jadi istrinya muntaha….bima, sabar ya dia mutlak dimaafin ajalah). Maksud dari cerita di atas adalah kabarkan (khabar kana), si mila (isim la linafyil jinsi), bu mus (mustasna), istrinya (isim inna), mun (munada) ta (tamyiz) ha (hal). bi (maf’ul bih) ma (maf’ul ma’ah), mutlak (maf’iul mutlak), ma’afin (maf’ul fih), ajalah (maf’ul liajlih). Terakhir tutup dengan tawabi’ lil mansub. Ok, bagaimana teman-teman, mudah-mudahan dengan rumus sakti di atas temen-temen bisa mengingat apa yang selama ini terasa susah dihafalkan.
Apa relevansi judul di atas dengan tulisan yang ditulis panjang kali lebar sehingga luas seolah tak bertepi ini? Mengutip dari intinya inti, ahlinya ahli, dan core of the core, be normal is boring, maksudnya menghafalkan dengan cara biasa itu rawan hilang kecuali jika siap istiqomah untuk selalu mengulanginya setiap hari tanpa henti. Maka mari kita hafalkan kosa kata bahasa Arab dengan cara mengombinasikan otak kanan dengan otak kiri, sehingga menghafalkan alih-alih menjadi momok yg menjenuhkan nan memusingkan, justru merupakan aktifitas yang menyenangkan otak kita.
Subulussalam, 3 April 2019
Esenha, Rabu, 3 Apr 2019
Subhanallaah.. Temuan perlu diujicobakan, dipraktikkan… Dan akhirnya.. DIPATENKEN…
jadi HAKI ustad.
Barakallaah lana wa lakum bil ulum an nafi’ah.. Amiin