Dua Santri Pesantren Subulussalam Berhasil Raih Prestasi Kembali di Solo Jawa Tengah.
Penulis : Tiago Gusniawan | Editor : Chofifah Ayuningtyas
Tulungagung,subulussalamta.com-(03/10/2022). Lomba paduan suara yang diadakan oleh PSM GAS 21 UIN Surakarta ini mendobrak semangat mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah yang terjun di bidang seni tarik suara PSM SATU Voice, yang mana beberapa anggotanya berasal dari Pesantren Subulussalam Tulungagung.
Karena mereka tinggal di pesantren sehingga membuat mereka harus bisa menyeimbangkan antara kewajiban pesantren yakni ta’lim dan kewajiban latihan yang diadakan setiap harinya pada waktu malam, sehingga menjadi hal yang wajar jika mereka sering izin tidak mengikuti ta’lim wajib pesantren akibat latihan paduan suara. Namun mereka sudah berusaha menyeimbangkan kegiatan mereka agar tidak tertinggal dari salah satu kewajiban ta’lim maupun kewajiban latihan paduan suara setiap harinya. Cara mereka mensiasatinya adalah dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin, ketika melaksanakan kegiatan baik didalam maupun di luar pesantren.
Hingga tiba dipuncak tujuan latihan yakni saat perlombaan dimulai pada tanggal 8 September 2022 atau tepatnya sebulan yang lalu. Mereka berangkat ke Solo sehari sebelum hari perlombaan, mulai tanggal 7 September 2022 hingga kembali ke pesantren pada tanggal 9 September 2022, selama tiga hari tersebut mereka tidak mengikuti kewajiban pesantren sehingga mereka harus izin terlebih dahulu kepada pengasuh pesantren dan akhirnya diizinkan.
Pada event lomba di Surakarta, Sulthonuddin dan Fitri Habibatur Ummah adalah santri dari Pesantren Subulussalam Tulungagung, berhasil meraih juara 2 tingkat se-perguruan tinggi nasional, kabar ini pun menjadi permulaan lagj untuk SATU Voice yaitu mengharumkan nama UIN SATU Tulungagung dan menjadi lomba perdana bagi mereka berdua selama satu setengah tahun bergabung di organisasi SATU Voice . Memang belum sempurna, mereka juga mendapatkan banyak masukan, kritik dan saran dari para juri lomba, sehingga membuat mereka mengerti apa yang harus di perbaiki kedepannya. Karena memang benar pepatah pernah mengatakan bahwa “pengalaman itu guru yang paling berharga.” Dan banyak lagi yang mereka dapatkan selain pelajaran tersebut.
Komentar Terbaru