Indahnya Berkurban
(Yang berat bukan biaya, tapi niat ikhlas Lillahi ta’ala)
Hai sahabat Muslim. Pastinya sudah biasa kan dengar istilah berkurban. Berkurban identik dengan hari Raya Idul Adha. Hari Raya ini juga biasa disebut dengan Hari Raya Haji. Mengapa demikian? Karena pada hari itu umat muslim juga sedang menunaikan ibadah haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah.
Hari itu pula dianjurankannya bagi umat Islam untuk menyembelih hewan kurban yakni pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya. Berkurban bisa juga dilaksanakan pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah atau sering disebut dengan hari Tasyrik.
Dalam berkurban tidak semua jenis binatang bisa digunakan, akan tetapi ada pengkhususan yakni binatang ternak seperti; kambing, sapi (kerbau) dan unta, itupun binatang yang bebas dari cacat serta sudah dewasa berumur satu tahun (atau dalam bahasa jawa sering disebut “powel” yang artinya giginya sudah copot) bagi kambing, sapi yang berumur dua tahun, dan unta yang berumur lima tahun, baik itu jantan maupun betina.
Berkurban selain merupakan syariat nabi juga sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Dengan berkurban pula, senantiasa untuk terus mendekatkan diri kepada sang Pencipta. Allah Swt menganjurkan kepada hamba-Nya untuk berkurban, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Kautsar ayat 2;
Artinya: “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.”
Jika kita menoleh ke belakang tentang sejarah perayaan Hari Raya Idul Adha ini, kita akan mengetahui tentang kisah Nabi Ibrahim dengan putranya yaitu Nabi Ismail. Suatu cobaan yang datang langsung dari Allah ketika Ibrahim diutus langsung oleh Allah lewat mimpinya untuk membunuh putra semata wayangnya, Nabi Ismail.
Mimpi ini membuat sang Ayah sangat resah. Bagaimana tidak? Ismail adalah putra satu-satunya dan kesayangan Nabi Ibrahim. Kepribadiannya sama seperti ayahnya yang taat dan patuh kepada Allah. Akhirnya Ibrahim tetap mau menyembelih putranya sebagai bukti ketakwaannya terhadap Allah.
Mimpi itu pun lantas disampaikan Nabi Ibrahim kepada putranya. Tak disangka, jawaban Ismail membuat ayahnya terkejut. Ternyata Ismail langsung bersedia melaksanakan mimpi tersebut tanpa ada rasa marah dan ragu sekalipun, karena dia percaya bahwa mimpi itu merupakan wahyu yang haq dari Allah.
Nyatanya tidak gampang utuk melaksanakan perintah tersebut, pasalnya setan terus menggoda Ibrahim dan putranya agar tidak melaksanakan perintah melalui mimpi tersebut. Akan tetapi usaha setan untuk menggoda Ibrahim dan putranya gagal. Tiba hari penyembelihan tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah, Ibrahim bersama putranya pergi ke tanah lapang untuk melakukan penyembelihan.
Persiapan telah dilakukan, seperti pisau yang sudah diasah agar lebih tajam dan tidak menyakiti saat digunakan untuk menyembelih. Nabi Ibrahim memantabkan niatnya dan Ismail sudah begitu pasrah. Ketika Ibrahim mengayunkan pisau ke leher putranya, tiba-tiba Allah mengutus Malaikat Jibril menggantikan Ismail dengan seekor domba untuk disembelih.
Melihat peristiwa penyembelihan dalam sejarah umat manusia itu, Malaikat Jibril kagum, seraya berseru “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar” Nabi Ibrahim menjawab “Laailaha illahu Allahu Akbar.” disambung Nabi Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu”. Sejak saat itulah, setiap tanggal 10 Dzulhijjah selalu diperingati Hari Raya Idul Adha atau disebut juga Hari Raya Kurban.
Banyak sekali hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa Nabi Ibrahim dan putranya tersebut. Pertama, yaitu ketaqwaan kita kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kedua, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang telah diberikan. Ketiga, sebagai simbol atas kepedulian terhadap sesama.
Jika dikaitkan dengan realita zaman sekarang, banyak sekali orang yang memiliki mobil mewah namun enggan untuk membeli hewan kurban. Padahal hakikatnya, mobil hanya bisa digunakan ketika didunia saja sedangkan hewan kurban merupakan tabungan amal kita yang kelak bisa menjadi kendaraan di akhirat.
Alangkah baiknya, menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Ketika sudah mampu membeli mobil, setidaknya pernah menyisihkan hartanya untuk membeli hewan kurban dan dikurbankan. Asal sudah dirasa berkecukupan dan memiliki niat yang kuat, maka kurban boleh dilakukan.
Semoga kita senantiasa menjadi orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
Perbanyak mengingat nikmat, dari Sang Maha Rahmat.
Dengan berkurban, kembali mengenang sejarah dan menjalankan syariat Islam. Subhanalloh, Indah bukan…
Semoga Bermanfaat
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1441 H
Oleh : Anisatur Rohmah & Arini Rohmatika Z
Komentar Terbaru