SEKILAS INFO
  • 5 tahun yang lalu / Selamat datang di website Pesantren Subulussalam Tulungagung
WAKTU :

Pesantren Subulussalam Gelar Pembukaan Hari Santri Nasional 2025

Terbit 24 Oktober 2025 | Oleh : redaksi | Kategori : Catatan Pengasuh
Pesantren Subulussalam Gelar Pembukaan Hari Santri Nasional 2025

Kamis, 16 Oktober 2025 Aula Pesantren Subulussalam 2 dipenuhi suasana khidmat dan semangat kebangsaan dalam acara Pembukaan Peringatan Hari Santri Nasional 2025. Peringatan tahun ini mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia,” yang menjadi pengingat bagi seluruh santri akan peran pentingnya dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan di tengah arus globalisasi.

Acara dibuka dengan penampilan tari Saman oleh para santri.Setelah itu, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an.Seluruh peserta kemudian bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Subulussalam, Mars Hari Santri, dan Ayo Mondok sebagai simbol semangat cinta tanah air dan kebanggaan sebagai bagian dari dunia pesantren.

Selanjutnya, acara berlanjut dengan istighotsah yang dipimpin oleh Ustazah Susan Dzikrul Ilahiyah. Kegiatan ini menjadi momen doa bersama untuk memohon keberkahan agar seluruh rangkaian acara Hari Santri berjalan dengan lancar dan penuh manfaat. Memasuki acara inti, Pengasuh Pesantren Subulussalam, Abah Prof. Dr. H. Ahmad Zainal Abidin, M.A., memberikan sambutan dan arahan kepada seluruh santri. Dalam sambutannya, Abah menegaskan bahwa kesuksesan peringatan Hari Santri Nasional tahun ini tidak hanya bergantung pada panitia, tetapi juga pada partisipasi aktif semua pihak di lingkungan pesantren.“

Saya ingin merefleksi beberapa hal,” ujar Abah.“Pertama, siapapun kita, ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, posisi tubuh harus tegak sebagai bentuk penghormatan kepada bangsa.Kedua, dalam bacaan istighotsah tadi terdapat lafadz

وَهَدَانَا عَلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ

yang jika mengikuti kaidah Bahasa Arab yang benar, semestinya dibaca

وَهَدَانَا إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ

Ketiga, dunia pesantren saat ini sedang menghadapi ujian luar biasa, seperti robohnya Pesantren Al-Khaziny dan pemberitaan negatif dari beberapa media nasional terhadap pesantren. Hal-hal tersebut menjadikan pesantren sering kali dipandang buruk di mata masyarakat.”

Abah menekankan pentingnya mawas diri dan menjaga marwah pesantren. Beliau berpesan agar santri tetap melakukan kritik internal secara bijak, namun juga menyadari bahwa tidak semua pihak memiliki pandangan positif terhadap pesantren.

“Pesantren adalah titipan para ulama yang telah diakui legalitasnya,” lanjut Abah, “namun pemerintah hingga kini belum sepenuhnya memberikan perhatian maksimal terhadap pesantren. Sebagai tanda dimulainya seluruh rangkaian kegiatan, Abah meresmikan Pembukaan Hari Santri Nasional 2025. Beliau juga mengumumkan bahwa berbagai perlombaan dan kegiatan santri akan berlangsung mulai 17 hingga 22 Oktober 2025, dan seluruh santri diwajibkan berpartisipasi secara penuh.

Sebagai penutup sambutannya, Abah mengutip ayat suci al-Qur’an dari surah at-Takātsur ayat 5:

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ

“Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin (niscaya kamu akan takut).”

Abah menjelaskan bahwa ‘ilmu yaqin’ akan benar-benar dirasakan ketika kematian menghampiri. Pada saat itu, orang baik menyesal karena merasa kurang amalnya, sementara orang yang lalai menyesal karena tidak sempat berbuat baik.

Beliau juga menambahkan sabda Rasulullah ﷺ:

مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

“Barang siapa yang taat kepadaku, ia pasti masuk surga; dan barang siapa yang durhaka kepadaku, maka ia telah enggan masuk surga.”

Mengakhiri sambutannya, Abah berdoa, “Semoga kita menjadi santri yang diridhai Allah.”

Acara pembukaan Hari Santri Nasional 2025 di Pesantren Subulussalam ini tidak hanya menjadi simbol peringatan, tetapi juga momentum refleksi spiritual dan kebangsaan. Semangat santri yang terpancar di setiap kegiatan menunjukkan bahwa pesantren akan terus menjadi benteng moral, penjaga ilmu, dan pengawal bangsa menuju peradaban dunia.

Penulis: Zunita Lut Fiana Pangesti

SebelumnyaBeasiswa Prestasi tahun 2025 SesudahnyaMencari Santri yang Hebat di Zaman Sekarang

Berita Lainnya

0 Komentar