Mengagungkan Ilmu dan Ahli Ilmu
Oleh : Lina Haniswati
Yang harus diketahui sebagai seorang pelajar adalah bahwa seorang pelajar tidak akan mendapatkan ilmu dan juga tidak akan memetik manfaat ilmu selain dengan menghargai ilmu dan menghormati ilmu dan menghormati ahli ilmu (Guru) dan memuliakannya. Bahkan dijelaskan di dalam kitab Ta’limul Muta’alim karangan Syaikh Burhanul Islam Al-Zarnuji bahwa “Tiada keberhasilan seseorang dalam mencapai sesuatu kecuali dengan menghormatinya, dan tiada kegagalannya selain karena tidak mau menghormatinya”, sudah jelas bahwa salah satu keberhasilan seorang murid dalam menuntut ilmu adalah dengan cara menghormati dan memuliakan Gurunya.
Lantas bagaimana cara seorang penuntut ilmu Mengagungkan Ilmu dan Ahli Ilmu?
- Memuliakan kitab
Salah satu wujud penghormatan terhadap ilmu adalah memuliakan kitab, karena itu dianjurkan bagi penuntut ilmu supaya tidak mengambil kitab kecuali dalam keadaan suci. Diceritakan bahwa Syaikh Imam Syamsul Aimmah As Sarkhasi R.A, pernah skit perut pada suatu malam dimana ia tengah serius belajar, maka ia pun wudhu berulang- ulang hingga 17 kali, karena dia tidak akan pernah belajar kecuali dalam keadaan suci. K arena ilmu adalah nur (cahaya) dan wudhu juga nur (cahaya) maka nurilmu akan menjadi semakin cemerlang.
Diantara penghormatan waji kepada kitab adalah jangan menjulurkan kaki kearah kitab, hendaklah meletakkan kitab tafsir diatas kitab yang lain dengan niat memuliakan, dan tidak meletakkan barang apapun diatas kitab.
Termasuk arti memuliakan kitab yaitu menuisnya sebagus mungkin, jangan mencoret-coret dan jangan pula membuat catatan-catatan yang mengburkan tulisan kitab, kecuali keadaan terpaksa, sebaiknya format kitab itu persegi sebagaimana format kitab Abu Hanifah, dan sebaiknya pula tidak ada warna merah, karena hal itu perbuatan kaum filsafat bukan kaum salaf.
- Menghormati Teman
Salah satu cara memuliakan ilmu adalah menghormati teman belajar dan Guru yang mengajar. Dijelaskan bahwa “Berkasih sayang itu perbuatan tercela kecuali dalam rangka mencari ilmu”.
- Sikap Khitmat
Dianjurkan kepada penuntut ilmu agar memperhatikan seluruh ilmu dan hikmah dengan penuh ta’dhim serta hormat, meskipun ia telah seribu kali ia mendengar keterangan dan hikmajh yang itu-itu juga. Dalam kitab dijelaskan bahwa “ Barang siapa ta’dhimnya setelah seribu kali berulang tidak seperti ta’dhimnya yang pertama kali, maka dia bukan ahli ilmu”.
- Pemilihan bidang study
Dianjurkan kepada penuntut ilmu agar tidak memilih sendiri bidang studinya, tetapi menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada Guru, karena Guru telah sering melakukan uji coba sehingga lebih tahu tentang apa yang terbagus untuk seseorang dan sesuai dengan bakatnya.
- Posisi Tempat Duduk
Dianjurkan kepada penuntut ilmu agar diwaktu belajar jangan duduk terlalu dekat dengan Guru, kecuali keadaan terpaksa, tetapi hendaklah mengambil jarak antara keduanya sejauh busur panah, karena posisi demikian itu lebih menghormati.
- Menghindari Akhlak Tercela
Dianjurkan kepada pencari ilmu hendaklah menghindri akhlak yang tercela, karena hal itu ibarat anjing. Padahal Nabi Muhammad SAW bersabda “Malikat tidak akan memasuki rumah yang disitu terdapat patung atau anjing”, sedang manusia belajar dengan perantara malaikat.
Sebagai seorang penuntut ilmu harus bisa mengamalkan apa yang telah disebutkan diatas, dan yang harus diantisipasi oleh penuntut ilmu adalah sifat sombong. Ada sebuah syair yang mengatatakan “ilmu adalah musuh bagi orang yang sombong”. Jika seorang penuntut ilmu memiliki sifat sombong maka tidak akan memperoleh ilmu yang bermanfaat. Dan dianjurkan juga bagi penuntut ilmu untuk melakukan tirakat, yaitu membiasakan hidup sederhana tidak foya-foya, menjaga dirinya dari kemaksiatan, dan senantiasa mengharap ridho Allah, supaya ilmu yang diperolehnya bermanfaat.
Wallahu a’lam
Komentar Terbaru