SEKILAS INFO
  • 4 tahun yang lalu / Selamat datang di website Pesantren Subulussalam Tulungagung
WAKTU :

Kewajiban Memuliakan Ilmu dan Ahli Ilmu (Adaptasi Kitab Ta’lim Muta’allim karangan Syaikh Az-Zarnuji)

Terbit 24 Juli 2021 | Oleh : redaksi | Kategori : Artikel
Kewajiban Memuliakan Ilmu dan Ahli Ilmu  (Adaptasi Kitab Ta’lim Muta’allim karangan Syaikh Az-Zarnuji)

Oleh : Khomasada

Didalam kitab Ta’lim Muta’allim karangan Syekh Az-Zarnuji disampaikan bahwa dalam proses mencari ilmu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama terkait memuliakan ilmu dan ahli ilmu. Sudah barang tentu harus diketahui bagi santri atau penuntut ilmu bahwa dalam mencari ilmu memuliakan ilmu serta ahli ilmu menjadi sebuah keharusan. Seperti sebuah kisah yang disampaikan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib bahwa: Aku siap menjadi budak bagi orang yang memberiku ilmu walau hanya satu huruf saja. Dari pernyataan tersebut sudah sangat jelas menunjukkan bahwa sahabat Ali bin Abi Thalib sangat memuliakan orang yang memberinya ilmu. 

Tentang  perkara harus memuliakan ilmu dan ahli ilmu, hal ini dipaparkan syaikh Az-Zarnuji melalui sebuah syair:

رَاَيْتُ أَحَقَ الْحَقِ حَقَ الْعَلِمِ #  وَأَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمِ

لَقَدْ حَقَ أَنْ يُهْدَى إِلَيْهِ كَرَامَةً # لِتَعْلِيْمِ حَرْفٍ وَاحِدٍ أَلْفُ دِرْهَمِ 

Aku meyakini bahwa lebih haq-haqnya perkara adalah haq seorang guru

Dan hal itu wajib semua orang muslim menjaganya

Sungguh benar-benar berhak dihadiahkan seribu dirham untuknya

Sebagai wujud memuliakannya karena telah mengajarkan satu huruf

Syair tersebut menjelaskan tentang sesuatu yang haq kepada guru dan perkara haq yag wajib dijaga oleh setiap orang islam adalah memuliakan guru, sebab guru telah megajarkan ilmu meski hanya satu huruf, dan satu huruf tersebut setara dengan seribu dirham. Satu dirham di zaman sekarang ini setara dengan 4 juta rupiah, itu hanya untuk satu huruf yang diajarkan guru. Oleh karena itu, sudah pasti kita sebagai pencari ilmu tidak akan mampu membalas jasa-jasa guru/mu’allim kita, yang mampu kita lakukan yaitu memuliakannya.

  Bahkan didalam syarah kitab Ta’lim Muta’allim dijelaskan terkait perintah lebih memuliakan guru daripada orang tua berdasarkan riwayat dari Iskanadar Dzulkarnain yaitu:

لِأَنَ أَبِي أَنْزَلَنِي مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ، وَأُسْتَاذِي يَرْفَعَنِي مِنَ الْأَرْضِ إِلَى السَّمَاءِ.

 “Orang tua menurunkan kita dari langit ke bumi, sedangkan guru mengangkat kita dari bumi ke langit”. 

Dijelaskan bahwasannya hubungannya ruh dengan badan di dalam kandungan ibu adalah lahirnya ruh dari alam malakut (alam batin) hingga menuju ke alam kauni dan fasad (alam dunia). Sebab terbentuknya badan adalah karena kedua orang tua. Sedangkan guru membentuk ruh insani dari alam fana’ (dunia) samapai ke alam baqa’ (akhirat). Dengan sebab  menyempurnakan pengetahuan rubaniyyah.

Lalu dengan bagaimana kita kita dapat memuliakan guru/mu’allim?, didalam kitab Ta’lim Muta’allim telah dijelaskan bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk memuliakan guru/mu’allim sebagai berikut:

  1. Tidak berjaan didepan guru.
  2. Tidak duduk di tempat guru.
  3. Tidak mendahului dalam bertutur kata disisinya terkecuali atas izinnya.
  4. Tidak banyak dalam bertutur kata dihadapannya.
  5. Tidak menanyakan sesuatu ketika gurumu dalam keadaan bosan/jemu dan menjaga waktu beliau.
  6. Dan tidak mengetuk pintu rumahnya namun harus bersabar menunggu sampai sang guru keluar dari rumahnya.

Oleh karena itu sebagai penuntut ilmu/pelajar hendaklah mencari ridho guru dan menjauhi murkanya serta menjalankan semua perintahnya selain perintah untuk melakukan kemaksiatan.

SebelumnyaSemangat Mencari Ilmu SesudahnyaMengagungkan Ilmu dan Ahli Ilmu

Berita Lainnya

0 Komentar