SEKILAS INFO
  • 4 tahun yang lalu / Selamat datang di website Pesantren Subulussalam Tulungagung
WAKTU :

Karya Tulis Santri Marhalah Ula dalam Rangka Memperingati Hari Ibu

Terbit 23 Desember 2021 | Oleh : redaksi | Kategori : Generals
Karya Tulis Santri Marhalah Ula dalam Rangka Memperingati Hari Ibu

Sejarah Hari Ibu

Hari ibu diperingati pada tanggal 22 Desember sejak tahun 1938. Gagasan adanya peringatan hari ibu dicetuskan pada saat Kongres Perempuan III, pada tahun 1938. Hari Ibu Nasional ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dalam Dekrit Presiden RI no 316 tahun 1953. Tanggal 22 Desember dipilih sebagai Hari Ibu di Indonesia untuk mengenang momentum pada tanggal 22 Desember 1928, yakni ketika pertama kalinya digelar Kongres Perempuan Indonesia, oleh presiden Soekarno yang diselenggarakan di Ndalem Joyodipuran,Yogyakarta. Kongres tersebut dilaksanakan beberapa pekan usai Kongres Pemuda II dihelat. Kegiatan tersebut diikuti oleh sebanyak 600 perempuan dari puluhan perhimpunan wanita. Bahkan 600 perempuan ini memiliki latar belakang, suku, agama, budaya, usia dan pekerjaan yang beragam. Beberapa perhimpunan perempuan yang juga turut andil dalam kongres terseut ialah Wanita Oetomo, Poetri Indonesia, Wanita Katolik, Aisyiyah, Wanita Moeljo dan lainnya. Tak hanya para perempuan saja, para pemuda dari berbagai organisasi juga turut hadir dalam perhelatan bersejarah tersebut.

Tujuan dari adanya hari peringatan tersebut adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan dan memperbaiki keadaan perempuan di Indonesia. Selain itu, hari ibu di Indonesia menjadi sebuah tonggak sejarah, perwujudan emansipasi wanita.

Peringatan hari ibu tidak hanya ada di Indonesia,namun di negara lainnya seperti Polandia, India, Thailand, Malawi, dan Qatar juga memperingati adanya hari ibu. Peringatan hari ibu di dunia pada awalnya diperingati bagi perempuan yang ditinggalkan oleh suaminya ketika berperang dalam perang dunia. Hari ibu semakin popular di AS berkat Anna Jarvis dengan organisasinya yang bernama “ Ann Revers Jarvis”. Namun, lama-kelamaan Hari Ibu yang diperingati dengan barang-barang mahal, bunga, cokelat, maupun make up menjadi kurang disukai oleh Anna Jarvis, alasannya karena perayaan yang berlebihan dengan memberikan hadiah hanyalah dipahami sebagai trend yang tidak memiliki makna yang mendalam.

SebelumnyaHadis Tentang Jumlah Cabang Keimanan SesudahnyaKarya Tulis Santri Marhalah Tsaniyyah dalam Rangka Memperingati Hari Ibu

Berita Lainnya

0 Komentar